www.summary.my.id - Keutamaan Lailatul Qadar dan kontroversi di masyarakat, Amalan khusus shalat Lailatul Qadar dilakukan ketika malam sepuluh terakhir di bulan Ramadhan yang menjadi kontroversi di masyarakat. apakah benar ada sholat lailatur qadar?
Pengertian Lailatul Qadar
Sebelum lebih jauh apakah ada sholat Lailatul Qadar, kita perlu memahami apa itu lailatul qadar. Lailatul qadar sendiri terdiri dari dua kata: lail (atau lailah) dan qadar.
Di kutip dari As-Salam dalam Menuai Hikmah Ramadhan dan Keistimewaan Lailatul Qadar (2011), menjelaskan, kata lail atau lailah memiliki arti 'malam hari'. Sementara itu, qadar bisa merujuk pada 'ukuran' atau 'ketetapan'.
Dalam hal ini, jika dilihat dari segi etimologis, lailatul qadar bisa diartikan sebagai “waktu ketika Allah menetapkan perjalanan hidup manusia”. Selanjutnya dari segi terminologi, pengertian lailatul qadar adalah "malam yang agung" atau "malam yang mulia".
Silakan simak kutipan dari kitab berikut:
"Siapa yang shalat 2 rakaat ketika Lailatul Qadar dalam setiap rakaat dia membaca Al-Fatihah sekali dan Qul Huwallahu Ahad 7 kali, setelah selesai salat dia beristighfar 70 kali, maka selama dia masih di tempat shalatnya, Allah akan mengampuni dosa-dosanya dan kedua orang tuanya. Allah akan mengutus malaikat untuk mencatat kebaikannya sampai tahun berikutnya, Allah juga mengutus malaikat untuk menanam pohon miliknya di surga, membangunkan istana, dan mengalirkan sungai untuknya. Dan dia tidak mati sampai melihat itu semua." (Lihat kitab nasihat Durratun Nasihin fil Wa'zhi wal Irsyad)
Ya walaupun Lembaga Fatawa Syabakah Islamiyah menyatakan, riwayat hadits dalam Durratun Nasihin fil Wa'zhi wal Irsyad tersebut termasuk hadis yang doif, sehingga tidak boleh untuk diriwayatkan maupun dianggap sebagai hadits nabi, tetapi walaupun begitu kita boleh menggunakan nya sebagai penyemangat ibadah.
Kita simak kembali hadis sohih berikut:
مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ، إِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
"Siapa yang mengerjakan shalat pada malam Lailatul Qadar dengan penuh keimanan dan mengharapkan ridha Allah, maka dosa-dosanya yang terdahulu diampuni." (HR Bukhari, Muslim, Nasa'i, Tirmidzi dan Ahmad)
Shalat Lailatul Qadar yang Bisa Diamalkan
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, tidak ada amalan shalat khusus pada malam Lailatul Qadar. Namun, umat Islam dapat menggabungkan shalat malam atau qiyamul lail, shalat Isya, dan shalat Subuh.
Mengamalkan shalat qiyamul lail adalah salah satu amalan malam Lailatul Qadar. Selain itu, seperti yang diungkapkan para ulama bahwasannya Rasulullah SAW cenderung memperbanyak qiamul lail hingga subuh pada sepuluh terahir di bulan Ramadhan.
"Rasulullah SAW biasa ketika memasuki sepuluh Ramadan terakhir, beliau kencangkan ikat pinggang (bersungguh-sungguh dalam ibadah), menghidupkan malam-malam tersebut dengan ibadah, dan membangunkan istri-istrinya untuk beribadah." (HR Bukhari dan Muslim)
Imam Syafi'i dalam Latha-if Al-Ma'arif pernah mengatakan barang siapa yang melaksanakan solat Isya dan Subuh berjamaah itu termasuk orang yang menghidupkan malam Lailatu Qadar,
مَنْ شَهِدَ العِشَاءَ وَ الصُّبْحَ لَيْلَةَ القَدْرِ فَقَدْ أَخَذَ بِحَظِّهِ مِنْهَا
"Siapa yang menghadiri shalat Isya dan sholat Subuh pada malam Lailatul Qadar maka ia telah mengambil bagian dari malam tersebut."
Pernyataan Imam Syafi'i di atas didasarkan pada sabda Rasulullah SAW sebagaimana di ceritakan oleh Utsman bin Affan RA. Rasulullah SAW bersabda:
مَنْ شَهِدَ الْعِشَاءَ فِى جَمَاعَةٍ كَانَ لَهُ قِيَامُ نِصْفِ لَيْلَةٍ وَمَنْ صَلَّى الْعِشَاءَ وَالْفَجْرَ فِى جَمَاعَةٍ كَانَ لَهُ كَقِيَامِ لَيْلَةٍ
"Siapa yang menghadiri shalat Isya berjamaah, maka baginya pahala shalat separuh malam. Siapa yang melaksanakan shalat Isya dan Subuh berjamaah, maka baginya pahala salat semalam penuh." (HR Muslim dan Tirmidzi)
Kenapa kita harus menghidupkan malam Lailatul Qadar?
Seperti yang tertulis dalam Al-Quran Surat Al-Qadr ayat 1-5 menerangkan bahwa Lailatul Qadar itu lebih baik dari seribu bulan, mari kita simak ayat dibawah ini:
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ، وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ, لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ، تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ، سَلَامٌ هِيَ حَتَّىٰ مَطْلَعِ الْفَجْرِ
“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Quran) pada malam kemuliaan (lailatul qadar). Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar." (Al-Qadr ayat 1-5)
Kita tarik kesimpulan jadi sebenarnya tidak ada shalat lailatul qadar, yang ada shalat agar kita memperoleh kemulyaan lailatul qadar. Jadi intinya harus lebih banyak sholat qiamul lail nya untuk mendapatkan lailatul qadar terutama di malam sepuluh trahir bulan ramadhan. Wallahualam Bissawab.